Skip to main content

Posts

Making Youtube Channel for Bilingual Lesson!

Halo semuanya.. Zaman sekarang sepertinya orang-orang yang membaca blog sudah banyak berkurang. Dengan kecepatan internet seperti sekarang ini, vlog lebih praktis untuk dilihat. Sekarang saya pun sudah sangat jarang menulis blog, apalagi dengan adanya 2 anak.  Seperti yang sudah saya tulis di postingan sebelumnya kalau saya sudah tidak lagi bekerja di bidang pendidikan anak di Australia dan sekarang berkarir di kerjaan yang lebih saya inginkan, saya tidak ingin kualifikasi saya terbuang percuma, karena itu sekarang saya membuat channel youtube untuk mengajar anak-anak yang ingin mengenal 2 bahasa sejak dini. Kalau anda ingin anak-anak anda bisa berbahasa inggris sejak usia dini dan menonton acara youtube yang berkualitas (bukan hanya yang alay-alay aja hehehe..), silahkan berkunjung ke channel: "Miss Ann & the duck" - link:  https://youtube.com/@missannwithduck Semoga channel ini bisa bermanfaat untuk anak-anak di Indonesia (atau di luar negeri supaya mereka yang berbahas...
Recent posts

Chelsea's Birth Story

Hi, this post is written in Bahasa Indonesia and English. Indonesian version: Akhirnya setelah jeda delapan tahun dari anak pertama, saya melahirkan anak kedua. Delapan tahun lalu setelah saya melahirkan anak pertama, saya pernah berkata dalam hati kalau saya nggak mau menambah anak lagi sebelum saya dan suami merasa mapan. Buat orang orang terdekat kami atau yang setidaknya pernah membaca blog ini pasti tau kalau setelah kelahiran anak pertama kami pada tahun 2014, kami memulai proses migrasi ke Australia. Melihat perjalanan kami, kami sangat bersyukur kalau akhirnya kami bisa hidup di Austalia dengan baik dan diberi kesempatan untuk memiliki anak kedua. Dan beginilah cerita kelahirannya: Tanggal 4 Mei 2022 saya datang ke dokter kandungan di klinik rumah sakit Monash Health Dandenong sesuai dengan jadwal periksa, Saat itu usia kandungan saya sudah 39 minggu 4 hari. Waktu ditanya tentang gerakan bayi di dalam perut, saya menjawab kalau rasanya bayi sudah kesempitan di dalam perut karen...

Update! (Setelah 3 tahun hiatus nulis blog)

Ha! Nggak kerasa udah 3 tahun aq nggak nulis apa-apa di blog & tulisan terakhirku di blog ini tentang cerita sedih. Sebenernya nggak kepikiran buat nulis lagi sih, tapi belakangan ini beberapa temen lama kontak & tanya gimana kabarku setelah baca blog itu, jadinya sekarang aq update aja-lah.. Apalagi aq nggak seberapa aktif di social media hehehe.. So all, aq baik-baik aja di sini! Meskipun nggak ada ortu lagi, tapi keluarga dari mertuaku baik banget, mama&papa mertua sering whatsapp jadi aq nggak merasa sendirian. Tahun 2019 itu terakhir kali aq, suami & anak balik ke Indo. Pas banget timing-nya, soalnya setelah itu 2020 - covid. Bandara tutup jadi nggak bisa keluar dari Australia. Tahun 2019 juga kami akhirnya punya rumah sendiri di Australia. Tuhan baik banget kan. Waktu pertama kali mendarat di sini tahun 2014, kami nggak kebayang bisa beli rumah di sini.  Akhir tahun 2019 aq pindah haluan kerjaan di sini dan Tuhan kasih aq kesempatan untuk kerja di rumah sakit ...

Menjadi Yatim Piatu sebelum umur 30

Setiap manusia di dunia ini suatu saat pasti bakal menjadi yatim piatu. Tetapi nggak pernah terbayangkan sebelumnya kalau saya mengalaminya sebelum genap berusia 30 tahun. Setelah saya meraih pencapaian terbesar saya di tahun 2017, nggak terbayang kalau di akhir tahun 2017 itu juga saya mendapatkan ujian terbesar.  Waktu itu di awal Desember 2017, mama saya berencana akan pulang ke Indonesia setelah 2 bulan bersama saya di Melbourne. Sekitar 2-3 minggu sebelum rencana kepulangannya, mama menunjukkan gejala sakit yang aneh. Seperti masuk angin tapi enggak sembuh sembuh. Tidak nafsu makan dan berat badannya turun drastis. Katanya kangen makanan Indonesia, enggak cocok makanan western. Lalu sering senewen dan pingin beli ini itu. Kalau malam dan pagi hari, kadang merasa kedinginan. Saya dan suami sih mengira hanya masuk angin biasa dan homesick aja. Sampai tiba hari di mana mama saya berencana pulang itu dan kami antar di Airport. Hari di mana mama saya harus ke Airport itu jug...

Kehidupan di Australia

Jadi ceritanya setelah sekian lama absen ngeblog karena nggak ada waktu buat ngeblog dan juga sekarang zamannya sudah beralih ke nge-vlog tapi saya nggak punya vlog, akhirnya saya memanfaatkan waktu senggang saya ini buat ngeblog hehehe.. Waktu senggang ini saya dapatkan karena saya mengambil sick leave. Saya sedang flu berat dan dengan senang hati saya ambil jatah sick leave saya alias ijin sakit berbayar. Setelah sekian lama berjuang dan berhasil mendapatkan Australian Permanent Resident, bagaimana kabarnya kehidupan kami? Yah.. Puji Tuhan lebih baik daripada dulu waktu masih pegang International Student Visa. Sebagai International Student, selain bekerja, salah satu dari pasutri harus belajar. Lah iya lah.. namanya juga student. Yang parah dari International Student Visa ini adalah biaya sekolahnya International. Di Australia, para pemegang Permanent Resident atau New Zealand Citizen atau Australian Citizen boleh bersekolah dengan biaya yang super murah. Contohnya.. kalau Interna...

Papa

Delapan tahun yang lalu, di akhir bulan delapan, Papa meninggal. Sedih? Iya. Tapi bukan karena perasaan kehilangan yang sangat besar seperti seorang anak pada papa yang memiliki hubungan dekat, perasaan sedihku justru disebabkan karena kami tidak pernah memiliki hubungan dekat. Banyak dari kalangan keluarga papa yang menyalahkan aku, katanya.. kenapa sebagai anak tidak perhatian sama papa dll dst. Hanya beberapa saudara sepupu dari pihak papa yang dulu sering bergaul denganku waktu kecil (karena umur tidak beda jauh) yang mengerti mengapa kami tidak pernah dekat. Dulu waktu aku naik kelas 4 SD, kira kira umur 8 atau 9 tahun, papa yang saat itu memiliki usaha yang sedang berada di puncak kesuksesan mau menyekolahkanku ke Singapura. Kebetulan waktu itu salah seorang saudara dari mama memang tinggal dan memiliki unit di apartment di Singapura. Rencananya nanti saya akan tinggal juga di unit milik saudara tersebut, bersama saudara seumuran yang lain, yang juga akan bersekolah SD di Sin...

Akhirnya kami jadi Permanent Resident Australia

Akhirnyaaaa… Kami sekeluarga mendapatkan permanent residency dari Pemerintah Australia. Satu lagi mujizat Tuhan yang terbesar dalam hidupku. Perjalanan kami untuk mendapatkan PR Australia ini cukup panjang dan berkelok kelok dan dengan kuasa Tuhan, DIA membuat segala sesuatunya indah pada waktuNya. Berawal dari perbincangan saya dengan teman semasa kuliah dulu di tahun 2014, saya dan suami bertekad untuk mendapatkan permanent residency ini. Dan langkah yang kami ambil sebenarnya sangat ekstrem. Saat itu saya sedang hamil Jose. Di bulan ke 7 kehamilan saya, saya mencoba mendaftar di salah satu Institute di Melbourne dan akhirnya diterima di sana. Kami menjual aset kami yang ada di Indonesia untuk terbang ke Melbourne dan memulai hidup sebagai student di sana. Dengan berat hati karena pemegang Student Visa Australia tidak bisa mendapatkan fasilitas Childcare yang harganya bisa mencapai 700ribu rupiah / 60-70 AUD per hari maka kami pun meninggalkan anak kami yang masih bayi yang saat...